Senin, 28 Desember 2009

Musik

Kita semua sepertinya sudah diprogram untuk menikmati melodi dan harmoni. Banyak orang khususnya anak muda yang tidak bisa lepas dari musik. Irama memang didasarkan atas hitungan yang sederhana, tetapi jika irama disusun sedemikian rupa sehingga sudah menjadi sebuah musik hal itu bukan lagi sesuatu yang sederhana. Musik bukan sekadar logika yang tak berperasaan, musik bisa langsung menyentuh emosi kita yang terdalam.

Musik seperti makanan. Jenis yang tepat dalam porsi yang tepat, bermanfaat. Jenis yang salah, dalam porsi kecil maupun besar, merugikan. Namun kadang biasanya dalam hal musik, jenis yang merugikan itulah yang paling menarik.

Industri musik kini sedang digandrungi oleh musisi dan lagu-lagu teranyar mereka. Namun kita perlu selektif dalam memilihnya, tidak hanya dinilai dari musik mana yang menjadi trend saat itu. Sebab lirik yang dipadukan dengan musik sebenarnya akan mempengaruhi pikran dan sikap tanpa kita sadari. Musik bisa mempengaruhi orang-orang berbagai cara, termasuk suasana hati kita. Tidak ada salahnya mencermati lirik dan perhatikan pengaruh yang ditimbulkan musik tersebut dalam diri kita. Tak lupa pikirkan bagaimana perasaan orang lain pada saat kita mendengarkan lagu yang menjadi favorit kita. 

Musik dapat membantu bersantai dan melepas lelah. Musik bisa membantu mengisi kehampaan sewaktu kita merasa kesepian. Tetapi, jika musiknya berhenti, masalah yang kita rasakan tetap ada. Dan, lagu bukan pengganti teman. Jadi, jangan biarkan musik menjadi hal terpenting. Nikmati musik, tapi jangan biarkan menguasai.

Teknologi-Berkat atau Kutuk

Dewasa ini ledakan teknologi tak bisa dihindarkan. Maraknya teknologi mungkin paling nyata dari menjamurnya ponsel, yang kebanyak lebih dari sekadar telepon biasa. Ponsel kini memungkinkan penggunanya untuk mengakses internet, mengirim dan menerima e-mail dan SMS, menonton TV, mendengarkan musik, memotret, menggunakan Sistem Penentuan Posisi Global (GPS).

Tentunya kemajuan ini memiliki dampak positif sebagi berkat maupun negatif seolah kutuk. Jelaslah banyak orang yang melihat sisi positif dari adanya teknologi, segala sesuatunya menjadi instant, cepat, akurat dan seolah tak ada jarak lagi yang memisahkan satu dengan yang lain. Misalnya, dengan adanya komputer kita tidak perlu lagi mengerjakan tugas yang membosankan, bisa membeli dan berinteraksi dengan nyaman lewat Internet, dan tetap terhubung dengan orang lain melalui e-mail dan pesan suara atau video.

Namun, terobosan di bidang komunikasi ada sisi buruknya. Ponsel dan komputer membuat orang bisa dihubungi kapan saja, dimana saja, sehingga membuat beberapa penggunanya merasa terperangkap. Banyak orang menjadi tidak sanggup kehilangan kontak meskipun dalam satu jam saja.

Bahaya lain yang langsung kelihatan misalnya sehubungan dengan ponsel, para pengemudi kendaraan bermotor sering tergoda menggunakan ponsel untuk menelepon atau mengirim SMS sewaktu mengemudi. Hal tersebut melahirkan dampak yang fatal. Angka kecelakaan yang tinggi kini bisa jadi disumbang karena para pengemudi yang melakukan kegiatan bersamaan dengan ponsel mereka. Maka tak heran baru-baru ini di Indonesia diterbitkan peraturan undang-undang lalu lintas, yang berisi pengemudi dilarang melakukan kegiatan apapun selama berkendara. Jika tertangkap oleh aparat maka akan dikenakan sanksi. Peraturan ini menuai banyak reaksi masyarakat, ada banyak yang setuju. Namun ada pula yang tidak setuju dengan dalihnya masing-masing.

Pada dasarnya teknologi menjadi berkat atau kutuk itu bergantung pilihan Anda. Ada  banyak alat yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi memang bermanfaat dan dapat menghemat waktu serta tenaga. Jadi, gunakanlah jika Anda membutuhkannya, tetapi dengan cara yang bertanggungjawab dan bijaksana.

Senin, 21 Desember 2009

Makan Bersama memiliki Makna!

     Bertahun-tahun lalu di negeri-negeri Barat maupun Timur, banyak keluarga memiliki kebiasaan yang dianggap sangat penting. Seluruh keluarga berkumpul mengelilingi meja, setidaknya satu kali sehari untuk makan bersama. Tidak boleh ada gangguan apapun. Namun sayangnya, bagi banyak orang dewasa ini acara makan bersama bisa jadi dianggap kuno atau merepotkan. Di banyak rumah, acara makan keluarga hanya diadakan sekali-sekali.

       Kurangnya minat akan hal ini bisa disebabkan oleh banyak faktor. Salah satu penyebanya adalah kurangnya waktu yang disediakan untuk berkumpul bersama, ada banyak kegiatan yang dimiliki setiap anggota keluarga sehingga satu sama lain merasa disibukkan dan merasa tak ada waktu hanya untuk makan bersama.

      Pada hal acara makan bersama memberikan kesempatan bagi seluruh anggota keluarga teristimewa orang tua untuk memperhatikan kebutuhan emosi anak-anak. Anak-anak bisa bercakap-cakap dan mendengarkan dengan penuh respek. Percakapan memperkaya kosakata dan mengajarkan bagaimana menyatakan diri dihadapan orang lain. Hal ini akan bermanfaat ketika berhadapan dengan dunia luar. Dengan adanya acara makan bersama keluarga bisa bekerja sebagai satu tim, saling membantu satu sama lain menyiapkan segala sesuatunya, dari mulai memasak sampai membereskan setelah acara makan bersama berlangsung. Ada hal tersirat lain yang bisa tercipta dengan terselenggaranya acara makan bersama yaitu satu sama lain belajar memperlihatkan tata karma. Selain itu, pola makan keluarga akan sehat dan teratur.

      Memang mungkin acara makan bersama keluarga bukan solusi atas semua masalah, atau banyak yang mengencerkan manfaatnya. Namun, acara makan yang sederhana dan santai tersebut tetap memiliki bobot tinggi dimana hal itu akan membuka banyak kesempatan baik.

Senin, 23 November 2009

IT dan Hukum – Teman atau Lawan?

Pada abad ini banyak orang menyebut era baru yaitu era globalisasi dimana zaman sudah mulai maju dan berkembang pesat. Teknologi informasi menjadi sorotan terdepan dalam setiap segi kehidupan dan profesi. Teknologi informasi seolah membaur dalam kegiatan manusia. Baik kegiatan perindustrian, perbankkan, layanan kesehatan, instansi pendidikan, hokum, bahkan kegiatan rumah tangga kini melibatkan teknologi informasi.

Kemajuan teknologi informasi juga digunakan oleh instansi pemerintahan dalam bidang penegakkan hukum. Misalnya kepolisian memiliki alat detector untuk mendeteksi kebohongan. Alat ini digunakan untuk melihat tingkat kebenaran atas keterangan atau informasi yang telah diutarakan oleh tersangka atau saksi dalam menjawab semua pertanyaan yang ada.

Adapula KPK memiliki alat penyadap telepon, sehingga apapun yang dibicarakan oleh para pejabat akan terekam dan menjadi bukti kuat atas apa yang telah dilakukan dalam pembicaraan tersebut. Kelihatannya mungkin tidak etis bagi pihak-pihak tertentu, tapi ini sudah dimiliki wewenang penuh oleh KPK. Teknologi lain yang belakangan ini menjadi bukti adalah kamera CCTV. Melalu kamera CCTV yang di letakkan tersembunyi tanpa sepengetahuan orang tersebut, maka akan terlihat apa saja yang dilakukan.

Melalui adanya teknologi-teknologi semacam ini menjadi sumber informasi yang akurat dalam menjerat orang-orang yang terlibat dalam perbuatan yang salah. Hal ini terbukti cukup membantu, contohnya ada banyak koruptor yang tertangkap dan terbukti bersalah karena didukung oleh informasi yang terekam baik itu dalam penyadapan telepon maupun camera CCTV.

Kini dengan terlibatnya teknologi informasi penegakan hukum dalam semakin jelas dan terbuka, teknologi informasi menjadi bukti yang autentik. Siapapun bahkan rakyat tidak lagi bisa menjadi bulan-bulan pembualan para pejabat pemerintah atau orang-orang yang terlibat dalam tindak kecurangan.

Semoga semakin majunya teknologi dapat mendukung semakin tegaknya sebuah keadilan dan semakin terbukanya sebuah kebenaran. Sehingga, tidak akan muncul sebuah rekayasa-rekayasa lain.

PAHLAWAN MASA KINI-DAPATKAH ANDA?

Ketika mendengar kata “Pahlawan” apa yang terlintas dalam benak Anda? Ada banyak yang menyimpulkan pahlawan adalah seorang yang sangat berjasa atas perbuatan yang telah ia lakukan disertai dengan rela berkorban. Mendengar kata pahlawan kita teringat akan tanggal 10 November yang khusus diproklamirkan sebagai hari Pahlawan Nasional. Banyak yang berharap pada tanggal tersebut masyarakat mengingat kembali apa yang sudah dilakukan oleh para pahlawan pada masa sulit untuk melawan penjajahan. Kini pertanyaannya, dapatkan Anda menyebutkan nama pahlawan dan apa yang telah ia lakukan? Jika ya, berapa banyak yang dapat Anda sebutkan? Tentunya jumlah tersebut takkan sebanding dengan jumlah aslinya.

Dewasa ini kebanyakan orang yang tidak mengingat lagi orang-orang yang telah memiliki andil besar atas yang terjadi sekarang. Makna seorang pahlawan sirna seiring berjalannya waktu. Hal ini bisa disebabkan kurangnya kepedulian satu sama lain.

Kata pahlawan tak terbatas diberikan hanya kepada orang-orang yang terlibat dalam sebuah peperangan negara. Kini walaupun kita sudah tidak lagi dijajah oleh bangsa lain, secara tidak sadar kita cenderung dijajah oleh pikiran dan keadaan diri kita sendiri, tanpa ada keinginan untuk maju menjadi yang lebih baik. Namun tentunya tidak semua orang seperti itu, tentunya masih ada orang-orang yang ingin membuat dirinya dan orang disekitarnya maju. Misalnya, ada kisah seorang wanita yang memiliki pendidikan tinggi, ia rela bertugas ke daerah pelosok hanya karena ia ingin memberantas buta huruf. Mungkin Anda berpikir bahwa untuk menjadi pahlawan seperti itu terlalu sulit, Anda tidak perlu berkecil hati.

Jika ada pertanyaan sadarkah Anda ada suami/ istri/ orangtua/ kerabat/ sahabat atau orang terdekat Anda lainnya yang menjadi seolah-olah pahlawan atau orang yang berjasa selama kehidupan Anda? Ya siapapun bisa menjadi pahlawan tanpa disadari Anda dan saya pun bisa. Pahlawan tidak dilihat dari skala berapa banyak yang telah dibantu, tapi dilihat dari apa yang sudah ia lakukan.

Setelah mengetahui ada banyak orang yang dapat menjadi pahlawan bagi orang-orang terdekat atau bahkan negara, kini pertanyaannya apa yang dapat Anda lakukan bagi orang lain sehingga Anda bisa juga menjadi orang yang berjasa dalam kehidupan orang lain?

Kalimat-kalimat

5 Kalimat yang baik dan benar:

- Wartawati itu mencatat hasil wawancara dengan cepat, singkat dan tepat.

- Wartawan itu mendengarkan baik-baik apa yang disampaikan oleh narasumber.

- Presiden menyesalkan persembunyian koruptor itu.

- Mahasiswa semester enam berlomba-lomba mengerjakan penulisan ilmiah.

- Masyarakat menyalurkan bantuan untuk korban gempa Sumatera.

5 kalimat benar tapi tidak baik:

- Bapak/ Ibu dan para hadirin yang saya hormati dipersilahkan memasuki ruangan yang telah disediakan.

Ket: pada kalimat tersebut terdapat penggunaan kata yang tidak perlu, pada kata Bapak/ Ibu dan para hadirin cukup menggunakan kata hadirin sudah mencakup keseluruhan.

- Kepada Bapak walikota waktu dan tempat kami persilahkan.

Penggunaan kata yang tidak perlu terdapat pada kalimat diatas. Jika pada kata waktu dan tempat tidak digunakan hasilnya akan lebih baik.

- Polisi menemui tersangka utama pencurian yang selama ini menjadi buronan.

kalimat tersebut terdapat penggunakan kata yang kurang tepat, kata menemui lebih tepat digunakan kata menagkap atau meringkus.

- Kedinginan udara membuat kita harus berpakaian tebal.

kalimat tersebut terdapat penggunakan kata yang kurang tepat, kata kedinginan lebih tepat digunakan kata dinginnya.

- Dalam acara upacara peringatan kemerdekaan RI dihadiri juga oleh mantan pejabat pemerintahan.

pada kalimat tersebut terdapat penggunakan kata yang tidak perlu, pada kata dalam dan juga tidak perlu digunakan.

Ragam Lisan:

- Lagi ngapain?

- Jangan suka ngebantah omongan orangtua.

- Dodo ditegur sama Pak guru gara-gara ketahuan nyontek.

Ragam Tulis:

- Sedang apa?

- Jangan suka membantah nasehat orangtua.

- Dodo ditegur oleh Pak guru karena ketahuan menyontek.

Ragam Baku:

- Ibu sangat khawatir saat adik terlambat pulang ke rumah.

- Produsen kain sutera sedang mengalami peningkatan pemesanan.

- Panelis itu memaparkan materi pembahasan dengan terampil.

- Kakak senang melakukan olah raga yang ekstrim.

- Nenek membeli obat di apotek.

Ragam Tidak Baku:

- Ibu sangat kuatir saat adik terlambat pulang ke rumah.

- Produsen kain sutra sedang mengalami peningkatan pemesanan.

- Panelis itu memaparkan materi pembahasan dengan trampil.

- Kakak senang melakukan olah raga yang ekstrem.

- Nenek membeli obat di apotik.

Kalimat Ambigu:

Museum perangko lama dikunjungi pelajar.

Makna : - Museum lama, tempat penyimpanan perangko, dikunjingi pelajar.

- Museum, tempat menyimpan perangko lama, dikunjungi pelajar.

Kalimat Seragam:

- Tuna rungu, penderita keterbatasan pendengaran/ tuli.

- Tuna daksa, penderita keterbatasan fisik/ lumpuh.

- Tuna wicara, penderita keterbatasan bicara/ bisu.

- Tuna netra, penderita keterbatasan penglihatan/ buta.

Kalimat:

- Anak-anak tuna rungu banyak yang sudah pandai berbahasa isyarat.

- Yayasan tuna daksa Indonesia mengadakan acara pagelaran seni.

- Walaupun tanteku seorang tuna wicara bukan berarti ia tak mempu berkarya.

- Banyak para tuna netra yang mampu menjadi seorang yang mahir dibidang teknologi.

Sabtu, 21 November 2009

SINOPSIS - Tiada yang Terindah Kecuali Maaf

       Cerpen berjudul “Tiada yang Terindah Kecuali Maaf” menceritakan bagaimana kisah persahabatan yang sudah terjalin erat sekian lama hilang begitu saja maknanya, tercoreng bersama kesalahpahaman dan kekerasan hati dalam mengampuni kesalahan.
       Cerita berawal dari Lani yang sulit memaafkan sikap lestari yang notabene sahabat karibnya. Lestari bermaksud baik kepada Lani, namun caranya yang sulit diterima oleh hati dan akal sang sahabat. Lestari seolah merebut kekasih hati Lani yang bernama Andry, yang bukan cuma bintang basket tapi juga memiliki sosok tampan yang menjadi pujaan tiap siswi di sekolahnya. Sayangnya Andry tak pernah serius dengan gadis manapun. Lestari ingin membuktikan Andry tidak serius menjalin hubungan dengan Lani dan tak pantas untuknya. Lestari terlalu takut Lani tersakiti oleh Andry. Hal tersebut terbukti ketika Andry tiba-tiba memutuskan Lani dan memilih Lestari. Lestari menerima Andry kemudian memutuskan hubungan dengannya, dengan maksud menunjukkan ketidakseriusan Andry. 
        Namun hal tersebut tidak dapat diterima begitu saja oleh Lani, hingga sejak kejadian itu persahabatan mereka seolah berakhir. Berbagai cara diupayakan Lestari untuk mendapatkan maaf dari Lani, dan ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Tak terhitung sudah berapa banyak pesan singkat dengan ucapan permohonan maaf dan penjelasan yang sudah disampaikan Lestari, namun tak sempat dibaca Lani sudah segera menghapusnya. Khusus menjelang hari raya Idul Fitri, Lestari mengirimkan banyak kartu ucapan yang berisikan kata-kata “Tiada yang terindah kecuali maaf….” dengan ukiran mawar yang indah, Lestari tahu benar kesukaan Lani akan bunga mawar. Untuk kesekian kalinya kartu-kartu tersebut jatuh hanya di tempat sampah.
        Suatu ketika Lestari berniat mendatangi Lani secara langsung, ia berharap kedatangannya akan menyelesaikan masalah. Dihari yang sama, Lani menyadari sikapnya sudah keterlaluan, ia mulai ingin membuka hati dengan menerima penjelasan bahkan ingin memaafkan Lestari. Lani tak sabar ia ingin menulis pesan singkat untuk Lestari bahwa ia sudah mengampuninya, namun tiba-tiba ponselnya berbunyi. Laila salah satu teman mereka mengabarkan Lestari mengalami kecelakaan ketika menuju ke rumah Lani. Mendengar hal tersebut Lani segera mendatangi rumah sakit Lestari dirawat. Lani memasuki ruangan, ia tertegun ketika melihat Lestari berada di pembaringan. Tubuhnya terbujur kaku dan ditutupi oleh kain putih hingga ke wajahnya. Lani terjatuh dalam penyesalan terbesar dalam hidupnya. Ia menyesal terlambat memaafkan Lestari bahkan kini ia yang terlambat meminta maaf kepada sahabatnya. Penyeselan untuk sebuah kata maaf.


BUDAYA MUDIK BUDAYA URBANISASI

           Mudik adalah kegiatan perantau untuk kembali ke kampung halamannya. Mudik di Indonesia identik dengan tradisi tahunan yang terjadi menjelang hari raya besar keagamaan. Pada saat itulah ada kesempatan untuk berkumpul dengan sanak saudara yang tersebar di perantauan. Beban yang paling berat yang dihadapi dalam mudik adalah penyediaan sistem transportasinya karena secara bersamaan jumlah masyarakat menggunakan angkutan umum atau kendaraan melalui jaringan jalan yang ada sehingga sering mengakibatkan pemakai perjalanan menghadapi kemacetan maupun penundaan perjalanan.
        Mudik telah datang seiring tutup bulan Ramadhan kali ini, tidak jauh-jauh dari pemandangan sebelumnya. Meskipun himpitan ekonomi semakin sempit, mudik masih saja diminati para perantau. Kenapa demikian, ya memang dari dulu sudah seperti itu kalau boleh dibilang ini sudah semacam budaya atau tradisi. Namun sebenarnya jika ditanya dalam hati para pemudik pastinya ada alasan penting selain sekadar budaya yang tercipta karena kebiasaan.

          Mudik boleh juga diartikan secara sederhana dengan sebuah proses untuk menelusuri dan mengikatkan diri kepada akar sosial kita. Entah seorang pejabat tinggi, direktor maupun pengusaha, ketika dirantau tetap saja terlihat seperti bukan siapa-siapa, tetapi dikampung halaman sendiri kita dapat menghayati kembali makna kedudukan sebagai adik, paman, keponakan, saudara atau anak. Disitu kita dapat merasakan kembali kasih sayang tanpa pamrih, kasih sayang yang tulen bukan hanya sekedar basa-basi. 
          Dengan tinggal beberapa saat saja di desa, kita dapat menyadari kembali makna sosial dari seorang tetangga, sahabat ataupun saudara, jadi bukan hanya sekedar sebagai orang lain yang tinggal di seberang rumah atau di samping meja kerjanya seperti yang dilakukan di Kota. Di kampung halaman kita bisa mendapatkan kembali harkat dan nilai kemanusiaan.
Ada yang menarik terlepas dari makna mudik, sebenarnya pemudik dari kota secara tidak langsung telah menjadi Duta Kota. Selama mudik, perilaku perantau telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat desa. Orang-orang kota (perantau) secara tak sengaja akan memperkenalkannya ketika mudik. Misalnya, dering ponsel dimana-mana akan mengajarkan betapa pentingnya komunikasi langsung, secara cepat dan tanpa basa-basi. Mobil-mobil dengan berbagai gaya, ukuran dan simbol juga akan membawa banyak pengertian baru bagi mereka yang jauh di pelosok. Misalnya dengan melihat hal tersebut mereka bisa mengratikan hal tersebut sebagai arti sukses, tentang arti kerja keras, tetapi bisa pula tentang betapa telah tertinggalnya mereka.
          Bisa jadi orang-orang kota tersebut sangat ahli menceritakan bagaimana gaya hidup di kota yang begitu gemerlap. Sampai pada ukuran kesuksesan yang disimbolkan dengan merek jins buatan luar negeri seharga setengah kwintal beras mereka. 
          Setelah melalui musim mudik dan hari raya lebaran, tradisi yang kemudian terjadi dimasyarakat adalah musik urban atau urbanisasi. Menurut sebuah kamus urbanisasi adalah : perpindahan penduduk secara berduyun-duyun dari desa (kota kecil, daerah) ke kota besar (pusat pemerintahan). Tidak bisa dielakkan perpindahan penduduk dari desa ke kota dalam skala besar cenderung terjadi setelah libur hari raya.
          Para pemudik yang pulang ke kampung halaman, cenderung mengisahkan keberhasilan hidup di kota atau mengajak sesama warga kampung untuk mencari pekerjaan di kota besar. Pendatang telah memikat penduduk desa yang rata-rata menghadapi problem keterbatasan lapangan kerja, seiring dengan makin langkanya areal pertanian. Tanah pertanian yang semakin sempit, tingkat pengangguran yang semakin naik, kemiskinan karena tidak tersedianya lapangan kerja di desa, pembangunan desa yang sangat lambat, menjadi pelengkap alasan kenapa bekerja di desa semakin tidak menarik.
          Ditambah lagi, ada sementara pemudik yang menghamburkan hasil kerjanya secara membabi buta. Ini jelas menampakkan kesan bahwa siapa saja yang mengadu peruntungannya di kota akan berhasil dan terhormat. 


          Disamping itu, beberapa suku di Indonesia menganggap tradisi merantau sebagai “budaya khas”. Singkat kata, alasan-alasan seperti ini yang menambah motivasi untuk segera melakukan eksodus ke kota.
          Akhirnya, urbanisasi menjadi “satu-satunya” pilihan untuk mengubah nasib. Sektor pertanian yang selama ini digelutinya, dianggap sudah ketinggalan zaman dan tidak prospektif lagi. Fenomena ini jelas membawa implikasi bagi peningkatan aktivitas sektor informal di perkotaan. Karena hanya sektor inilah yang dapat menjadi tumpuan harapan bagi kaum urban, terutama bagi yang tidak memiliki keterampilan. Ahasil, lonjakan urban lebih tinggi dari arus mudik. Pulang satu orang, kembali ke kota dengan dua, tiga, empat atau lima orang sekaligus.
Jakarta sebagai kota dengan tujuan urban pertama, tradisi ini mengakibatkan lonjakan penduduk dalam jumlah tinggi. Padahal tidak semua orang yang datang ke Jakarta memiliki keahlian yang memadai. Mereka sekedar mengadu nasib. Akibatnya, tidak sedikit yang justru menganggur dan menambah beban kota Jakarta yang telah penuh sesak.
           Untuk mengatasi masalah ini pemerintah DKI menerapkan razia KTP. Bagi penghuni Jakarta haruslah memiliki KTP Jakarta pula. Seberapa efektif langkah ini, banyak mengundang tanya masyarakat. Beberapa pihak yakin cara ini efektif, namun beberapa pihak bersikap skeptis bahwa peraturan tersebut tidak adil. Mereka mengaggap tidak adil karena membatasi kesempatan setiap orang untuk mengadu nasib atau bekerja di Jakarta. Mereka berpendapat Jakarta adalah milik bangsa Indonesia. Jadi, mereka merasa pemerintah tidak berhak melarang para pendatang untuk mengadu nasib di Ibu Kota ini.
          Dalam siaran dimedia Gubernur DKI Jakarta meminta pemudik untuk tidak membawa sanak saudaranya ke Jakarta setelah kembali dari kampung halaman pada Lebaran tahun ini. Ditegaskannya, himbauan ini bukanlah satu larangan membawa keluarga atau tetangga ke Jakarta. Tapi kalau tidak memenuhi persyaratan kependudukan, tentunya juga akan terkena tindakan saat operasi kependudukan digelar. Operasi kependudukan sendiri, akan dilakukan Pemda DKI dua minggu setelah lebaran. Operasi ini rutin kita lakukan, agar peningkatan penduduk bisa dikendalikan. Setiap pelanggar akan dipulangkan ke kampung halamannya. Selain itu, menurutnya, jumlah pemudik tahun ini mengalami kenaikan sebesar 10 persen ketimbang tahun sebelumnya.
          Lonjakan ini sudah diantisipasi dengan ketersediaan angkutan umum yang memadai. Terlebih lagi dengan adanya mudik bareng yang dilakukan korporasi yang dinilai cukup membantu.
          Jakarta akan tetap menjadi kota urban selama pemeretaan pembangunan dan pemerataan ekonomi di negara ini belum tercapai. Logikanya seperti ini; alasan bagi banyak orang urban adalah ingin meningkatkan kesejahteraan hidup. Untuk meningkatkan kesejahteraan hidup adalah dengan bekerja dan berusaha. Mereka beranggapan bahwa ada banyak peluang bekerja dan berusaha di Jakarta. Maka wajar, jika orang "desa" masih beranggapan bahwa Jakarta ataupun kota-kota besar lain di Indonesia sebagai tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup. Hanya saja, cita-cita meningkatkan kualitas hidup sebaiknya juga ditunjang oleh keahlian yang memadai, pemikiran matang dan mental yang kuat. Tanpa itu, rasanya merantau ke Jakarta hanya sekedar menambah jumlah penduduk. Maka, jika urbanisasi secara besar-besaran yang terjadi di Jakarta ini tidak diantisipasi lebih dini, berpotensi melahirkan persoalan-persoalan krusial seperti maraknya tindak kriminal, meledaknya pengangguran dan menjamurnya perkampungan kumuh.


KRISIS KEADILAN = KRISIS KEPERCAYAAN

       Dalam beberapa pekan belakangan ini masyarakat dijejali dengan berita yang cukup membuat resah dan penuh kontroversi. Kabar datang dari para petinggi negara yang penuh dengan skandal dan rekayasa. Dimulai dengan ditangkapnya pimpinan KPK, Antasari Azhar. Beliau diduga dalang dari pembunuhan seorang direktur. Kemudian disusul ditangkapnya dua wakil ketua KPK yaitu Chandra M Hamzah dan Bibit Samad Rianto. Bibit-Chandra diduga melakukan penyalahgunaan wewenang,pemerasan dan penyuapan oleh penyidik Kapolri. Menyikapi hal ini, Presiden membentuk tim Independen Verifikasi Fakta dan Proses Hukum (tim 8) yang dipimpin anggota dewan pertimbangan Presiden, Adnan Buyung Nasution. Setelah diselidiki menurut tim 8 penyusunan berkas perkara Bibit-Chandra telah memenuhi syarat formalistik. Berita terbaru muncul dari mantan pejabat Kepolisian Wiliadi Wizard, bahwa ia ditekan oleh atasan dalam kepolisian bahwa ia harus merekayasa BAP penangkapan kasus Antasari dengan iming-iming ia tidak akan dipecat dan ia mengaku adanya tekanan dari atasan sebagai bentuk ancaman secara halus. Berita ini semakin membentuk argumen masyarakat bahwa memang benar adanya kriminalisasi KPK.
         Pada awalnya ini adalah sepenuhnya tugas pemerintah untuk mengwasi dan membrantas segala jenis tindak kekerasan, kejahatan, ketidakadilan yang terjadi termasuk korupsi di Indonesia. Namun sayangnya yang harus berperan sebagai penegak keadilan kadang justru menjadi aktor dalam tindak kecurangan yang terjadi.Yang lebih mengherankan bisa-bisanya para petinggi negara mau disutradarai oleh warga sipil, yang dalam hal ini contohnya Anggodo yang sebagai warga sipil justru membuat skenario hebat bagi pejabat untuk kepentingan pribadi. 
          Dalam kasus ini, miris rasanya sebagai warga sipil melihat dimana dua instansi pemerintah yang seharusnya bekerja sama dalam pembrantasan korupsi, justru malah saling menjatuhkan satu sama lain. Keprihatinan juga muncul dengan realita bahwa hukum bisa diperjualbelikan dan direkayasa sedemikian rupa sehingga bak alur sebuah cerita sinetron yang tak ada habisnya. Peristiwa ini menggambarkan sikap dan mental masyarakat yang mulai mentoleransi sikap tidak bermoral, ketidakjujuran dan rasa keadilan yang tidak terpenuhi. Sehingga, terciptalah krisis kepercayaan satu sama lain.
       Ketika semua dinilai dari apa yang hanya tampak oleh mata, kemanakah besarnya nilai sebuah rasa yang diukur oleh hati manusia. Ketika semua diukur oleh materi, kemanakah rasa keadilan yang tak terpenuhi.

Sabtu, 19 September 2009

I,Robot & IMK Apa Hubungannya?

Seputar Film

Film I, Robot disutradari Alex Proyas asal Australia. Diangkat dari buku berjudul sama karya penulis Rusia, Isaac Asimov, film ini adalah film fiksi ilmiah dengan latar Chichago, Amerika Serikat pada 2035. Ceritanya tentang sepak terjang seorang detektif dalam mengungkap sebuah kasus pembunuhan. Smith berperan sebagai Del Spooner, detektif yang menyelidiki benar tidaknya sebuah robot menjadi pembunuh seorang ilmuwan pakar robot. Spooner juga harus mengungkapkan alasan robot yang diciptakan bukan untuk menyakiti manusia itu bisa berbuat kejam.

Pada film ini diceritakan mengenai kemajuan teknologi robot. Dengan setting waktu tahun 2035, kecanggihan teknologi robot dikisahkan memiliki 3 hukum, yaitu robot tidak boleh membunuh atau melukai manusia, robot harus mematuhi perintah manusia sepanjang tidak menyalahi aturan pertama, dan robot harus melindungi dirinya sendiri selama tidak melanggar aturan satu dan dua.

Film ini menceritakan sebuah perusahaan USR ( US Robotic) yang memproduksi robot untuk kebutuhan manusia. USR memiliki alat canggih yang dinamakan dengan VIKI. VIKI dirancang sebagai system perlindungan. Bisa dikatakan VIKI merupakan otak dari system robot yang diciptakan. Selain itu dikenal pula istilah nanite, berbentuk seperi cairan di dalam tabung, jika disuntikan ke otak system akan mempengaruhi semua system yang ada.

Dalam ceritanya, terdapat human error dalam pembuatan robot NS5, dimana robot-robot tersebut diciptakan untuk melanggar hukum-hukum yang telah ditetapkan. Sehingga munculah robot-robot perusak profesional yang sangat tidak patuh pada manusia. Untuk memperbaiki system tersebut, VIKI harus dihancurkan, dan cairan nanite harus disuntikan ke otaknya.

"I, Robot" menggunakan teknik visual yang paling spektakuler sehingga menjadikan robot terlihat lebih hidup. Cyborg adalah salah satu hasil rekayasa manusia dengan menggunakan teknologi canggih.


Hubungan dengan IMK

Cyborg yang sempat dibahas sembelumya, dibuat digerakkan seperti manusia secara real. Aplikasi dari cyborg munculnya film–film dengan menggambarkan suasana masa depan . Teknologi inilah yang menjadi dasar impian manusia tidak hanya mimpi saja, tapi sebuah presentasi yang dipaparkan secara detail oleh para sutradara dan produser film mencoba mengajak manusia menginjak realitas masa depan.


Film I Robot memaparkan bagaimana hubungan robot dan manusia, dimana peran manusia tergantikan peran robot, karena kesalahan manusialah robot bisa melawan manusia.


Teknologi robot dan system digital yang diciptakan oleh manusia bisa sangat membantu mempermudah pekerjaan manusia seperti dalam film tersebut. Namun, bisa juga sangat merugikan manusia, dan merusak kehidupan manusia jika terjadi kekacauan pada system. Selain itu dampak dari segi social ekonomi, teknologi tersebut dapat menambah pengangguran, dan mengurangi interaksi sesama manusia karena semua pekerjaan telah dilakukan oleh robot sehingga berkurangnya rasa saling ketergantungan sesama manusia.


Oleh karena itu, meskipun kemajuan teknologi telah sangat memudahkan segalanya, tetap perlu ada cara-cara alami /manual yang perlu dilakukan. Dengan maksud,ketika sistem dari teknologi tersebut error, kita tidak perlu kehilangan keseimbangan hidup kita.



Rabu, 16 September 2009

Diakah Orang yang Tepat Untukku?

Sisihkan waktu untuk mengisi kuis berikut ini:
Hal-hal apa yang sekarang kamu anggap penting untuk dimiliki calon suami atau istri? Pada daftar di bawah ini, berilah tanda • di sebelah empat hal yang kamu anggap paling penting.
□ Ganteng atau cantik □ Berpikiran rohani
□ Ramah □ Dapat dipercaya
□ Populer □ Bermoral
□ Kocak □ Berkemauan tinggi
Sewaktu usiamu lebih muda, pernahkah kamu menaksir seseorang? Pada daftar di atas, berilah tanda × di sebelah satu hal yang kamu anggap paling menarik pada waktu itu.
TIDAK ada yang salah dengan semua sifat di atas. Masing-masing ada daya tariknya. Namun, tidakkah kamu setuju bahwa sewaktu kamu terbuai cinta monyet, kamu biasanya hanya memikirkan sifat-sifat yang lebih dangkal, seperti yang terdapat di kolom kiri?
Namun, seraya kamu makin dewasa, kamu mulai menggunakan daya persepsi untuk melihat hal-hal yang lebih dalam, seperti yang terdapat di kolom kanan. Misalnya, kamu mulai sadar bahwa gadis paling imut-imut di dekat rumahmu mungkin tidak begitu dapat dipercaya atau anak lelaki paling populer di kelas mungkin tidak bermoral. Jika kamu sudah melewati mekarnya masa remaja, kemungkinan besar kamu tidak akan sekadar melihat hal-hal yang dangkal untuk menjawab pertanyaan, ”Diakah orang yang tepat untukku?”
Kenali Dirimu Dulu
Sebelum dapat memikirkan orang yang tepat untukmu, kamu perlu mengenal dirimu dengan baik. Untuk lebih mengenal dirimu, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
Apa kelebihanku? …………………………
Apa kekurangan atau kelemahanku? …………………………
Apa kebutuhan emosi dan rohaniku? …………………………
Mengenal diri sendiri bukanlah tugas mudah, tetapi pertanyaan-pertanyaan seperti di atas bisa kamu jadikan langkah awal. Semakin kamu mengenal dirimu, semakin kamu dibekali untuk menemukan orang yang dapat mengembangkan kelebihanmu dan bukannya kekuranganmu. Bagaimana jika kamu merasa sudah menemukan orang yang tepat?
Apakah Siapa Saja Cocok?
”Bolehkah aku mengenalmu lebih jauh?” Pertanyaan itu akan membuatmu bergidik atau melompat kegirangan—bergantung siapa yang bertanya. Andaikan kamu menjawab ya. Seraya waktu berjalan, bagaimana kamu bisa tahu apakah pacarmu orang yang tepat untukmu?
Katakanlah kamu mau membeli sepasang sepatu baru. Kamu pergi ke toko dan menemukan sepatu yang kelihatannya bagus. Kamu mencobanya, tetapi—sayang sekali—sepatu itu ternyata terlalu sempit. Apa yang akan kamu lakukan? Tetap membelinya? Atau, mencari yang lain? Jelas, lebih baik mengembalikan sepatu itu dan mencari yang lain. Tidaklah masuk akal untuk memakai sepatu yang tidak pas!
Halnya serupa dengan memilih teman hidup. Selama suatu jangka waktu, kamu mungkin tertarik dengan lebih dari satu lawan jenis. Tetapi, tidak semuanya pas untukmu. Bukankah yang kamu inginkan adalah seseorang yang membuatmu merasa nyaman—seseorang yang benar-benar cocok dengan kepribadian dan cita-citamu? (Kejadian 2:18; Matius 19:4-6) Sudahkah kamu menemukan orang seperti itu? Jika ya, bagaimana kamu bisa tahu apakah dia orang yang tepat untukmu?
Jangan Hanya Lihat Luarnya
Untuk menjawab pertanyaan terakhir tadi, pandanglah temanmu dengan objektif. Namun, hati-hatilah! Kamu mungkin cenderung melihat apa yang ingin kamu lihat. Karena itu, jangan terburu-buru. Berupayalah mengenali sifat asli temanmu. Untuk itu, perlu upaya. Tetapi, itu wajar. Sebagai contoh: Bayangkan kamu ingin membeli sebuah mobil. Seberapa cermatkah kamu akan menelitinya? Apakah kamu akan memperhatikan luarnya saja? Bukankah masuk akal untuk melihatnya lebih dekat—barangkali mengetahui sebanyak mungkin tentang kondisi mesinnya?
Mencari teman hidup jauh lebih serius daripada memilih mobil. Namun, banyak orang yang berpacaran tidak melihat lebih dalam. Malah, mereka cepat-cepat menunjukkan kesamaan mereka: ’Kami suka jenis musik yang sama.’ ’Kami senang melakukan kegiatan yang sama.’ ’Kami sepakat dalam semua hal!’ Namun, seperti disebutkan sebelumnya, jika kamu sudah benar-benar melewati mekarnya masa remaja, kamu melihat lebih daripada hal-hal lahiriah. Kamu melihat perlunya memahami ”manusia batiniah yang tersembunyi”.—1 Petrus 3:4; Efesus 3:16.
Misalnya, daripada berfokus pada banyaknya kesamaan kalian, kamu mungkin bisa belajar lebih banyak tentang dia dengan melihat apa yang terjadi sewaktu kalian berbeda pendapat. Dengan kata lain, bagaimana dia menangani konflik—apakah dia suka memaksakan kehendak, mungkin dengan ”ledakan kemarahan” atau ”cacian”? (Galatia 5:19, 20; Kolose 3:8) Atau, apakah dia bersikap masuk akal—rela mengalah demi perdamaian apabila tidak menyangkut soal prinsip?—Yakobus 3:17.
Faktor lain untuk dipertimbangkan: Apakah dia manipulatif, posesif, atau pencemburu? Apakah dia harus tahu semua gerak-gerikmu? ”Aku pernah dengar ada pasangan yang bertengkar gara-gara yang satu marah besar karena pacarnya lupa ’melapor’,” kata Nicole. ”Menurutku, itu pertanda buruk.”—1 Korintus 13:4.
Hal-hal yang diungkapkan di atas berfokus pada kepribadian dan sikap. Namun, kamu juga perlu tahu reputasi temanmu. Bagaimana pandangan orang lain tentang dia? Kamu mungkin bisa berbicara kepada orang yang telah cukup lama mengenalnya, seperti orang-orang yang matang di sidang. Dengan demikian, kamu akan tahu apakah dia ”dilaporkan baik”.—Kisah 16:1, 2.
Mungkin, banyak yang akan terungkap jika kamu menuliskan hasil pengamatanmu tentang apakah temanmu memenuhi syarat dalam bidang-bidang yang kita bahas sejauh ini.
Kepribadian …………………………
Tingkah laku …………………………
Reputasi …………………………
Kamu juga akan mendapat manfaat dengan melihat kotak ”Apakah Dia Bakal Jadi Suami yang Baik Untukku?” di halaman 39 atau ”Apakah Dia Bakal Jadi Istri yang Baik Untukku?” di halaman 40. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan akan membantumu menentukan apakah temanmu akan menjadi suami atau istri yang cocok untukmu.
Bagaimana jika setelah memikirkan soal ini, kamu menyimpulkan bahwa dia bukan orang yang tepat untukmu? Jika demikian, kamu menghadapi pertanyaan yang serius ini:
Apakah Kami Sebaiknya Putus?
Kadang-kadang, memutuskan hubungan ada manfaatnya. Perhatikan pengalaman Jill. ”Pada mulanya,” kata Jill, ”aku senang karena pacarku selalu peduli di mana aku berada, apa yang aku lakukan, dan aku sedang bersama siapa. Tapi, lama-lama aku tidak bisa menggunakan waktu bersama orang lain lagi kecuali dia. Dia bahkan cemburu jika aku menggunakan waktu bersama keluargaku—khususnya ayahku. Sewaktu aku mengakhiri hubungan itu, aku merasa seolah-olah beban yang berat terangkat dari bahuku!”
Sarah mempunyai pengalaman yang serupa. Ia mulai memperhatikan bahwa pacarnya, John, suka mengejek, suka menuntut, dan kasar. ”Suatu kali,” kenang Sarah, ”dia tiga jam terlambat sampai di rumahku! Dia tidak menyapa ibuku ketika Ibu membukakan pintu, lalu dia mengatakan, ’Ayo berangkat. Kita terlambat.’ Bukannya ’Aku terlambat’, tetapi ’Kita terlambat’. Dia seharusnya meminta maaf atau menjelaskan mengapa dia terlambat. Yang lebih penting lagi, dia seharusnya merespek ibuku!” Tentu saja, satu tindakan atau sikap yang mengecewakan tidak berarti hubungan sudah tamat. (Mazmur 130:3) Tetapi, ketika sadar bahwa John terbiasa, dan bukan hanya sekali itu saja, bersikap kasar, Sarah memutuskan untuk mengakhiri hubungan.
Bagaimana seandainya, seperti Jill dan Sarah, kamu memutuskan bahwa orang yang menjadi pacarmu tidak cocok menjadi suami atau istrimu? Jika demikian, jangan abaikan perasaanmu! Walaupun sulit menerima kenyataan ini, mungkin lebih baik mengakhiri hubungan. Amsal 22:3 mengatakan, ”Cerdiklah orang yang melihat malapetaka kemudian menyembunyikan diri.” Andaikan, misalnya, temanmu menunjukkan satu atau lebih tanda bahaya yang tertera di halaman 39 dan 40, lebih baik kalian putus—setidaknya sampai problemnya dikoreksi. Memang, memutuskan hubungan tidaklah mudah. Tetapi, perkawinan adalah ikatan yang permanen. Lebih baik sedih sebentar sekarang daripada menderita dan menyesal seumur hidup!
Cara Memutuskan Hubungan
Bagaimana caranya memutuskan hubungan? Pertama, pilihlah situasi yang tepat untuk berbicara. Apa maksudnya? Nah, pikirkan bagaimana kamu ingin diperlakukan dalam situasi seperti ini. (Matius 7:12) Apakah kamu mau hal itu diumumkan di depan orang lain? Kemungkinan besar tidak. Kecuali tidak ada cara lain, sebaiknya jangan memutuskan hubungan melalui mesin penjawab telepon, sms, atau e-mail. Sebaliknya, pilihlah waktu dan tempat yang memungkinkan kamu membahas soal yang serius ini.
Jika sudah tiba waktunya, apa yang harus kamu katakan? Rasul Paulus mendesak orang Kristen untuk ’berkata benar’ satu sama lain. (Efesus 4:25) Maka, cara yang terbaik adalah berbicara dengan bijaksana namun tegas. Nyatakan dengan jelas mengapa kamu merasa bahwa hubungan ini tidak bisa diteruskan. Kamu tidak perlu membacakan daftar kesalahan atau mengkritiknya habis-habisan. Malah, daripada mengatakan, ”Kamu tidak” melakukan ini atau ”Kamu tidak pernah” melakukan itu, lebih baik menggunakan pernyataan yang berfokus pada perasaanmu—”Aku butuh orang yang . . . ” atau ”Aku rasa hubungan kita sampai di sini saja karena . . . ”
Ini bukan saatnya berbasa-basi atau mengikuti pendapat orang lain. Ingatlah, kamu sudah memilih untuk putus hubungan karena alasan yang serius. Jadi, berhati-hatilah jika dia berupaya membuatmu berubah pikiran dengan menggunakan bentuk-bentuk manipulasi yang halus. ”Setelah aku memutuskan hubungan,” kata seorang wanita muda bernama Lori, ”bekas pacarku terus berlagak seperti orang yang depresi. Aku rasa ia melakukannya agar aku kasihan kepadanya. Aku memang jadi merasa tidak enak. Tapi, aku tidak membiarkan reaksinya mengubah keputusanku.” Seperti Lori, tetapkan keinginanmu. Berpeganglah pada keputusanmu. Biarlah tidak yang kamu katakan berarti tidak.—Yakobus 5:12.
Sesudah Putus
Jangan heran jika kamu gundah gulana selama beberapa waktu setelah putus. Kamu bahkan mungkin merasa seperti pemazmur yang mengatakan, ”Aku menjadi kalut, aku sangat terbungkuk-bungkuk; sepanjang hari aku berjalan dengan sedih.” (Mazmur 38:6) Beberapa teman yang bermaksud baik mungkin mencoba membantu dengan menganjurkan kamu untuk menyambung hubungan lagi. Berhati-hatilah! Kamulah yang akan menanggung akibat keputusanmu—bukan teman-temanmu yang bermaksud baik. Jadi, jangan takut untuk tetap teguh—meskipun kamu mungkin merasa sedih dengan apa yang kamu alami.
Yakinlah bahwa, akhirnya, kepedihanmu akan berlalu. Sementara itu, cobalah mengambil langkah-langkah yang positif, seperti berikut ini, untuk mengatasi situasi itu.
Nyatakan perasaanmu kepada orang yang dapat dipercaya. (Amsal 15:22). Berdoalah kepada Yehuwa tentang masalah itu. (Mazmur 55:22) Tetaplah sibuk. (1 Korintus 15:58) Jangan menyendiri! (Amsal 18:1) Segeralah bergaul dengan orang-orang yang akan menguatkan kamu. Berjuanglah agar pikiranmu tetap pada hal-hal yang positif.—Filipi 4:8.
Di kemudian hari, kamu pasti akan menemukan teman yang baru. Tidak diragukan, kamu akan memiliki sudut pandang yang jauh lebih seimbang. Mungkin, pada waktu itu, jawabanmu untuk pertanyaan ”Diakah orang yang tepat untukku?” adalah ya!