Sabtu, 17 April 2010

Hal Sederhana dalam Pencapaian Hal Besar

Seorang pria asal Aceh sedang menjadi  sosok istimewa dalam harian Kompas pada pekan ini, ia bernama Muchtar Asri. Mungkin tak banyak yang mengenalnya dan apa yang telah ia lakukan. Namun pria ini memiliki kecintaan dan kepedulian yang begitu besar terhadap lingkungan.

Muchtar Asri tidak memperebutkan jutaan rupiah untuk melestarikan lingkungan. Beliau juga tidak mengerti hiruk-pikuk yang terjadi pada konferensi nternasional di Denmark, beberapa waktu lalu, tapi ia sudah ikut melestarikan lingkungan. Yang dibutuhkannya pun sederhana yaitu hanya sapu lidi, arit dan rasa cinta yang dalam akan lingkungan.

Muchtar Asri mengamati bahwa bumi tempat tinggalnya di Aceh semakin panas, pohon pinus berkurang drastis di wilayah Aceh Tengah. Hal ini disebabkan adanya penebangan yang dilakukan oleh perusahaan tertentu yang tidak melakukan tebang pilih. Muchtar mewarisi sebidang tanah tandus dari orangtuanya, sebagian tanah warisan itu terdiri dari batu gunung dan tak mudah ditanami.

Pada tahun 1961, ia mencoba menanam pinus di lahan tersebut dan ternyata pinus tersebut bertahan hingga tahun 1992. Namun, sayangnya pohon itu tumbang tersambar petir. Setelah itu Muchtar mencoba menanam banyak tanaman, tetapi tak ada satu pun yang hidup. Pernah Muchtar menanami lahan tandus itu dengan 60 batang pisang dan tidak sampai sepekan tanaman itu mati. Banyak orang yang mencibir dan menganggap upaya Muchtar sia-sia dalam menanami lahan yang tandus ini. Namun hal tersebut tidak mengurungkan niat Muchtar.

Pada tahun yang sama, Muchtar mulai kembali menanami lahannya dengan belasan ribu batang pohon pinus. Ia dibantu hanya dengan istri dan anak-anaknya. Mereka mencari tanah yang dinilai cukup subur dan ratusan meter kubik tanah subur diangkut ke lahan miliknya. Ia memagari lahan tersebut agar tidak digangggu binatang serta memberinya pupuk. Kini hanya tinggal 6000 batang pinus yang bertahan dengan ketinggian 3-5 meter dengan diameter lebih dari 30cm.

Setiap hari ia selalu mengawasi  lahan ini agar daun-daun pinus yang sudah kering tidak menimbulkan kebakaran terutama pada musim kemarau. Minimal seminggu sekali pensiunan PNS Polres Aceh Tengah ini menyapu daun kering di kebun pinusnya dengan sapu lidi.

Melihat apa yang telah ia lakukan selama ini sudah sepantasnya ia mendapatkan Piagam Peduli Lingkungan Pemkab Aceh tengah(2003,2004,2005) dan Piagam Lingkungan Hidup WWF(2007).

Kini sebagai generasi muda apa yang bisa kita lakukan untuk menjaga lingkungan sebagai bumi yang kita tinggali? Seperti pengalaman Muchtar Asri menjaga lingkungan bukan hanya tugas pemerintah dan bukan soal banyaknya hal besar yang harus kita miliki jika ingin pencapaian besar. Tapi hal sederhana yang kita miliki bisa menjad hal besar bergantung cara kita menggunakannya. Jaga lingkungan mulai dari diri kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar