Rabu, 26 Mei 2010

Bagaimana Saya Tahu Apakah Itu Cinta Sejati?

CINTA—bagi yang suka mengkhayalkan suasana romantis, adalah sesuatu yang misterius, yang datang dan menawan seseorang, luapan kebahagiaan yang hanya dirasakan sekali seumur hidup. Menurut mereka, cinta adalah soal perasaan semata-mata, sesuatu yang tak dapat dimengerti, hanya dapat dialami. Cinta menaklukkan segala-galanya dan bertahan selama-lamanya . . .

Demikianlah bunyi ungkapan-ungkapan romantis yang sering terdengar. Dan tak perlu diragukan, jatuh cinta bisa merupakan pengalaman indah tiada duanya. Tetapi apa sebenarnya cinta sejati itu?

Film, buku, dan pertunjukan televisi membuat anda percaya bahwa cinta pada pandangan pertama akan bertahan selama-lamanya. Memang, daya tarik tubuh biasanya akan membuat dua orang saling memperhatikan pada awal mulanya.

Tetapi apa sebenarnya yang “dicintai” bila suatu hubungan hanya berumur beberapa jam atau beberapa hari? Bukankah hanya kesan yang ditampilkan oleh orang itu? Kamu baru bertemu dengan kulit luarnya, bukan “manusia batiniah yang tersembunyi.” Bagaimana cinta demikian dapat bertahan?

Tetapi, ada yang merasa bahwa hati manusia mempunyai pertimbangan yang tak mungkin keliru tentang cinta. ‘Dengarkan kata hati,’ demikian pendapat mereka. ‘Kamu akan tahu bila itu cinta sejati!’ Sayang sekali, kenyataannya bertentangan dengan anggapan ini. Sedihnya, ribuan pasangan setiap tahun kawin dalam kesan seolah-olah mereka ‘mencintai,’ namun tak lama kemudian mengalami bahwa mereka ternyata sangat keliru. Sungguh terlalu sering, pertimbangan hati kita disesatkan atau dibawa ke arah yang salah.

Perasaan tergila-gila adalah cinta palsu. Ia tidak realistis dan berpusat pada diri sendiri. Orang yang sedang tergila-gila cenderung berkata: ‘Saya benar-benar merasa diri penting bila saya sedang bersama dia. Saya tak dapat tidur. Saya tak dapat membayangkan betapa luar biasa pengalaman ini’ atau, ‘Ia benar-benar membuat saya merasa senang.’ Apakah anda memperhatikan berapa kali kata “saya” digunakan? Suatu hubungan yang didasarkan atas pementingan diri pasti akan gagal!

Memang, dua sejoli mungkin saja mempunyai perasaan sangat mencintai dan saling tertarik satu sama lain. Tetapi perasaan ini diimbangi dengan akal sehat dan sikap hormat yang dalam terhadap pihak yang lain. Bila kamu benar-benar mencintai, kamu memikirkan kesejahteraan dan kebahagiaan orang tersebut sebanyak yang kamu pikirkan untuk diri sendiri. Kamu tidak membiarkan emosi yang begitu kuat merusak pertimbangan yang baik.

Cinta sejati tidak akan rusak dengan berlalunya waktu. Sebenarnya, sering kali cara terbaik untuk menguji perasaanmu terhadap seseorang adalah dengan membiarkan waktu berlalu. Waktu juga memberi dirimu kesempatan untuk memeriksa minat romantis. Ingat, cinta “tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri.” Apakah ia sangat ingin agar rencana-rencana kamu berhasil—atau hanya memikirkan rencananya sendiri? Apakah ia menghormati pandangan dan perasaan kamu? Apakah ia memaksa kamu untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya “tidak sopan” untuk memuaskan nafsu yang mementingkan diri? Apakah orang ini cenderung merendahkan kamu atau membina dirimu di hadapan orang lain? Dengan pertanyaan-pertanyaan semacam ini, perasaanmu dapat menilai dengan lebih obyektif.

Cinta sejati tidak timbul dalam sekejap. Demikian pula pribadi yang akan menjadi teman hidup yang baik tidak harus seseorang yang luar biasa menarik. Jadi bagaimana kamu dapat mengenal cinta sejati? Hati mungkin berbicara, tetapi bersandarlah kepada pikiran yang telah dilatih dengan daya pemahaman. Belajarlah lebih mengenal orang tersebut, bukan hanya “kesan” luarnya. Berikan kesempatan agar hubungan itu dapat bertumbuh. Ingat, perasaan tergila-gila membara dalam waktu singkat tetapi kemudian pudar. Cinta sejati bertumbuh semakin kuat seraya waktu berlalu dan menjadi “pengikat yang sempurna.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar