Rabu, 26 Mei 2010

Kebebasan dan Kepercayaan – Berkaitan Erat!

Kita mengatakan kita sudah cukup dewasa untuk pulang larut malam pada akhir pekan. Mereka mengatakan anda harus pulang lebih awal. Kita mengatakan anda ingin melihat film baru yang sedang dibicarakan semua orang. Mereka mengatakan anda tidak boleh melihatnya. Anda mengatakan anda telah berkenalan dengan beberapa anak yang baik dan ingin pergi berjalan-jalan dengan mereka. Mereka mengatakan mereka ingin bertemu dulu dengan anak-anak itu.
Kadang kala sebagai anak muda kita merasa seolah-olah orang-tua benar-benar mengekang kehidupan kita. Tampaknya setiap kali anda mengatakan “Saya ingin,” ini pasti akan disusul dengan “Tidak, kamu tidak boleh.” Kehidupan kita juga tidak pernah terlepas dari “intaian mata” orang-tua. Banyak juga yang mengeluh bahwa orang-tua mereka tidak menghargai mereka. Bila ada sesuatu yang tidak beres, sebaliknya dari percaya, mereka langsung divonis bersalah tanpa diperiksa. Sebaliknya dari dibiarkan memilih sendiri, mereka dikekang oleh peraturan-peraturan.
Apakah orang-tua mu kadang-kadang memperlakukan dirimu seperti anak kecil? Jika demikian,kita perlu ingat bahwa belum lama sebelumnya kita memang seorang anak kecil. Bayangan orang-tua mengenai kita sebagai anak kecil yang tak berdaya masih segar dalam ingatan mereka dan tidak mudah dihilangkan. Mereka masih mengingat kesalahan-kesalahan yang dulu anda lakukan sebagai anak kecil, maka mereka ingin melindungi anda—tidak soal anda menginginkan perlindungan demikian atau tidak.
Dorongan untuk melindungi anda sangat kuat. Perhatian mereka kepada anda tidak hanya ala kadarnya. Dan bila sesuatu tampaknya mengancam kesejahteraan anda, mereka khawatir.
Kebebasan hingga tingkat tertentu adalah baik, tetapi jangan memperoleh hal itu dengan mengorbankan hubungan keluarga. Bagaimana anda dapat mengupayakan agar hubungan dengan orang-tua anda dapat lebih bersifat hubungan antar orang dewasa, berdasarkan saling pengertian, toleransi, dan hormat? Satu hal yang penting, hormat menghasilkan hormat. Orang-tua kita bukan orang yang sempurna. Kadang-kadang mereka membuat kesalahan dalam penilaian. Meskipun demikian mereka pantas mendapatkan hormat dari anak-anak mereka. Kenyataan bahwa mereka adalah tipe yang suka menekan tidak menjadi alasan untuk memberontak. Berikanlah kepada mereka hormat yang sama yang kamu inginkan bagi dirimu sendiri.
Orang tuamu kemungkinan akan memberikan kepercayaan yang lebih besar kepadamu jika kamu membangun reputasi sebagai orang yang bertanggung jawab. Untuk mengilustrasikannya: Bayangkan seseorang berutang pada bank. Jika ia secara teratur membayar utangnya, ia akan mendapatkan kepercayaan dari bank dan bank bahkan mungkin menawarkan kredit yang lebih besar kepadanya di kemudian hari. Begitu juga di rumah. Jika kamu terbukti dapat dipercaya—bahkan dalam hal-hal kecil—orang tuamu kemungkinan besar lebih mempercayaimu di kemudian hari.
Apa hikmahnya? Ketimbang mengeluh tentang kurangnya mendapat kepercayaan dari orang tuamu, berfokuslah untuk membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Bertekadlah untuk membuktikan dirimu dapat dipercaya.
Tetapi, bagaimana jika kamu merasa bahwa walau sudah berupaya keras, orang tuamu tidak memberikan kepercayaan yang layak kamu dapatkan? Cobalah bicarakan masalah itu dengan mereka. Ketimbang mengeluh bahwa mereka perlu lebih percaya, dengan penuh respek tanyakan apa yang menurut mereka perlu kamu lakukan untuk memperoleh kepercayaan mereka. Dengan gamblang jelaskan targetmu dalam hal ini.
Jangan mengharapkan orang tuamu akan segera memberikan kelonggaran kepadamu. Mereka tentu ingin memastikan dulu bahwa kamu bakal menepati janji. Gunakan kesempatan ini untuk membuktikan diri dapat dipercaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar